Mia memberikan HP-nya kepada saudara tertua iparnya buat menawarkan foto-foto yang diambilnya berasal HP suaminya, Kazka. gambaran, kakak ipar Mia, menyandarkan punggung ke kursi salon yg didudukinya sambil membuka satu per satu foto-foto itu. di cermin terlihat pantulan muka Mia yg cemberut.
“Oo,” gumam citra tanpa aktualisasi diri, “Beginian. Dasar Kazka. Penyakit usang, nih”.
Mia agak kesal melihat kakak iparnya—merangkap pemilik salon tempat mereka berdua ngobrol—‘biasa saja’ melihat foto-foto perempuan lain yang membikin Mia serta Kazka bertengkar dua hari lalu. waktu itu Mia makin marah waktu Kazka mengakui bahwa perempuan -wanita itu PSK.
“Penyakit lama , Kak gambaran? Apa asal dulu Mas Kazka memang senang jajan?” “Emmm…” gumam gambaran sambil mengambil sebatang rokok asal bungkusnya yang terdapat di meja, “Iya sih. Lho kamu kok malah baru memahami. Gimana. kamu kan istrinya.”
Ngocoks Mia malu sendiri. akan tetapi beliau memang tidak bisa disalahkan, karena pernikahannya dengan Kazka baru berjalan setahun, serta sebelumnya mereka berdua tidak pernah pacaran.
Keduanya memang dijodohkan oleh orangtua masing-masing yg rekanan usaha, dan kini mereka sama-sama disiapkan jadi penerus usaha famili akbar mereka.Mia dan Kazka sudah kenal semenjak mungil, akan tetapi mereka baru mulai saling mengakrabkan diri selesainya menikah.
Satu yang Mia memahami, famili Kazka memang longgar dalam mendidik anak-anaknya. Jadi seharusnya dia tak heran kalau Kazka ketahuan punya norma buruk seperti itu. Sama saja menggunakan saudara tertua Kazka, citra.
citra yg kini berumur 30-an tadinya malah disiapkan buat dijodohkan menggunakan seseorang saudara Mia, akan tetapi sebab terbiasa berteman sangat bebas, citra dihamili temannya waktu kuliah serta terpaksa dinikahkan serta selanjutnya diusir sebab bikin memalukan keluarganya.
“Terus gimana nih?” gambaran bicara sambil menjepit rokok yang baru dinyalakan menggunakan bibirnya yg tersaput lipstik merah jambu tebal. “kamu udah dua hari nggak ngomong sama Kazka. Apa mau terus-terusan? Ah, tapi engkau kan anak baik. sempurna kamu mikirin famili besar kita. Gak enak sama mereka jikalau sampai… cerai.”
“Nggak!” jerit Mia. “Kazka emang salah sih, akan tetapi Kak, saya nggak niat cerai sama dia. saya udah mulai belajar sayang beliau Kak. dan aku pula baru memahami kebiasaan dia yang ini. Makanya saya datang minta saran Kak citra, gimana baiknya aku hadapi dilema ini. Kak gambaran kan lebih kenal Kazka,” bunyi Mia mengecil karena malu, “…lagian aku nggak mau nyusahin orangtua kita seluruh.”
Baik banget ini anak, pikir gambaran. Cuma ketika itu jua gambaran merasa bisa satu lagi alasan yg mampu dia kasih bila terdapat orang tanya pendapat dia wacana menikah tanpa pacaran. Mia, yg tak pernah pacaran menggunakan Kazka, kaget saat norma jelek Kazka ketahuan sekarang.
jikalau Mia pacaran dulu sama Kazka, pastinya mereka bisa lebih saling ngerti, atau bisa putus tanpa repot jikalau memang Mia nggak senang. gambaran mengisap rokoknya dalam-pada, kemudian menyemburkan asap asal mulut.
Mia menghindar sambil mengipas-ngipas di depan muka. saudara tertua iparnya itu sudah merokok semenjak Sekolah Menengan Atas, serta kadang-kadang Mia mengira gambaran selalu bermake-up tebal (mirip waktu mereka ngobrol kini ) buat menutupi penuaan dini pada mukanya yg sudah belasan tahun kena asap rokok.
Baca carita selanjutnya di KASINO88
citra memang tak pernah tampil tanpa riasan lengkap, rambut tertata, dan sandang mencolok; tak hanya sejak dia membuka salon, akan tetapi sejak dia remaja. Mia melihat gambaran seperti berpikir sembari merokok, kemudian membetulkan tali sackdressnya yang melorot asal bahu.
Sackdress hitam agak transparan itu gagal membuat bra merah yang ada di bawahnya tidak kelihatan. citra lalu memberikan rokoknya di asbak, tersenyum, berdiri, lalu mendekati Mia.
“jika menurutku sih begini saja…”
……. ….. … .. . . .
“KOK GITU SIH CARANYA???” Mia tidak mampu menunda volume suaranya sesudah mendengar saran citra hingga habis. yang memberi saran dengan santainya mengambil lagi rokok yang tadi ditinggal kemudian meneruskan menyedot btg rokok.
“Terserah engkau sih. Saranku ya gitu. jika mengingat sifatnya Kazka sih kupikir cara itu mempan. bila engkau mau coba tanya orang lain, silakan.”
“…” Mia diam saja.
“kalau kamu mau, aku siap bantu. gratis,” kata gambaran, sembari nyengir. “Bukan cuma sekali, tapi seterusnya pula boleh. Hitung-hitung balas budi sama kalian yang udah bantu aku selama ini.”
“…sebentar. aku pikir-pikir dulu,” bisik Mia, menimbang-nimbang.
Ternyata beliau perlu saat lama sekali buat menimbang-nimbang. Berkali-kali dilihatnya lagi foto-foto yang diambilnya dari HP Kazka.
“Mas, saya mau bicara sama kamu nanti malam.” SMS itu Mia kirim ke HP Kazka.
Kazka, yg sudah uring-uringan sejak bertengkar menggunakan Mia setelah ‘foto-foto kenangan’nya ketahuan, menarik nafas lega di kantor.
Itil V3
Menjelang sore.
sehabis memastikan jalanan di luar kosong, Mia eksklusif keluar berasal salon citra serta secepatnya menuju rumah besar di sebelahnya. tempat tinggal itu tempat tinggal Kazka dan Mia; gambaran tinggal dan buka usaha pada sebelah rumah mereka berdua.
Sewaktu mau membuka pagar rumahnya sendiri, Mia kalang-kabut saat melihat kendaraan beroda empat Mercedes-Benz hitam muncul di ujung jalan. akan tetapi beliau sempat masuk ke rumah sebelum Mercy itu lewat. Mercy itu tidak berhenti di rumahnya, karena memang itu kendaraan beroda empat orang lain; mobil mewah itu berhenti di depan salon gambaran.
asal balik pintu supirnya keluar seseorang 604dea25b3a655fe1ab94434fad99f27, yg lantas mengunci Mercy itu, kemudian masuklah dia ke salon citra. semua itu tidak sempat diperhatikan Mia. Mia sendiri telah cukup lega sebab tidak kepergok siapapun dalam bepergian yg cuma beberapa meter saja dari kawasan saudara tertua iparnya.
“aku pulang kira-kira sejam lagi.” SMS dari Kazka masuk ke HP Mia.
Mia duduk sendirian pada dalam kamar pada depan cermin. Normalnya beliau bakal melihat rona mukanya sendiri berubah merah karena perasaannya yang campur aduk, akan tetapi kali ini agak susah bagi dia. rumah itu baru terisi mereka berdua, Kazka dan Mia, yang menikah tahun lalu. Belum terdapat anak.
Selama ini kehidupan mereka lancar-lancar saja. Mia ‘si anak baik’ menerima saja waktu orangtuanya dan orangtua Kazka memutuskan perjodohan mereka. Kazka pula bukan suami brengsek. Setidaknya sampai belangnya ketahuan beberapa hari lalu. Hanya saja Mia tak jarang merasa Kazka mirip bosan menggunakan dirinya.
Mia masih muda. Kazka lebih tua sedikit. sehabis lulus kuliah keduanya dijodohkan dan tidak lama sesudahnya menikah. Karier mereka berdua terjamin sebab mereka berdua akan meneruskan usaha yg dirintis orangtua-orangtua mereka, serta mereka sama-sama sedang bekerja di sana, hanya di bagian yang berbeda.
Mia punya poly ketika luang serta mampu bekerja di tempat tinggal , sedangkan Kazka banyak perjalanan keliling kota serta kadang-kadang ke wilayah. Sebenarnya Kazka tidak bisa dibilang rugi dijodohkan menggunakan Mia, yg berwajah tidak mengecewakan menarik.
gambaran, yg sudah kenal duluan dengan Mia sebelum Mia mengenal Kazka, pernah bilang dia iri menggunakan tubuh Mia yg lebih sintal daripada tubuhnya sendiri.
akan tetapi jikalau keduanya berjejer, orang bakal lebih poly yang menengok ke arah citra daripada Mia, sebab citra selalu tampil ‘meriah’ dengan dandanan cenderung menor serta sandang seksi, ad interim Mia selalu terlihat polos serta biasa berpakaian ortodok.
Mia masih tidak percaya kenapa akhirnya dia setuju mencoba saran gambaran. akan tetapi, pikirnya, dicoba sajalah… tidak terdapat salahnya.
Kazka menyetir balik membawa sang-oleh kue coklat buat istrinya yg dia kira masih ngambek, akan tetapi sudah beritikad baik mengajak berdamai. dia sadar, dia sendiri galat. telah nikah kok masih doyan jajan.
tapi, yah, norma lama susah luntur. dan ada hal-hal yang dia kira tidak bakal beliau dapat dari Mia. bunyi SMS tiba pada antara bunyi radio mobil.
Pesan dari seorang perempuan yang fotonya hingga tadi pagi ada di HP Kazka. sekarang semua foto itu sudah hilang dari HP Kazka (akan tetapi pindah ke kawasan-kawasan lain, tentu saja). dan Kazka tidak menanggapi ajakan pada SMS itu.
“Jangan dulu deh”, pikir Kazka.
Mia mendengar suara mobil Kazka dan sesudahnya bunyi pintu tempat tinggal dibuka. beliau menenangkan diri, mengulang lagi semua yg mau dia lakukan (atas saran citra), serta bersiap-siap. Tangannya dingin.
Berjam-jam telah beliau habiskan buat persiapan menggunakan dibantu gambaran tadi. dalam hati dia berusaha membenarkan pilihannya dengan berkata, mungkin ini memang perlu, demi kami berdua, serta demi famili.
akan tetapi pada hatinya berkali-kali terselip rasa bertanya-tanya. dia ingin memahami, bagaimana jadinya nanti. Bagaimana kira-kira reaksi Kazka. Bagaimana kira-kira reaksi beliau sendiri.
“telah waktunya.” pikirnya
Kazka melongo di pintu, memelototi Mia yg berdiri pada depannya. Malam itu, Mia berubah. Mia yg sederhana serta terkesan baik-baik sedang tidak hadir. menjadi gantinya…Mia tampil beda.
beliau memakai gaun mini ketat berbahan satin berwarna hitam yg panjangnya tidak hingga menutupi setengah pahanya, sehingga menawarkan stocking jala hitam yang membungkus kedua kakinya sampai berujung ke sepasang stiletto hak tinggi.
di atas pinggang, gaun kecil itu mendesak sepasang payudara Mia hingga nyaris tumpah ke luar, sementara pundaknya terbuka. Kebetulan rona kulit Mia coklat belia. Bukan putih atau kuning atau sawo matang, akan tetapi warna di antaranya.
Itu pula yg membuat lapisan bedak yg membentuk mukanya lebih putih terkesan lebih jelas, karena perbedaan nyata antara rona muka serta badan. ketika Mia berkedip, tampak rona biru muda pada kelopak matanya, pada bawah alis yg dibuat dan dipertegas.
Kedipannya juga memberikan bulu mata palsu yang menempel di ke 2 mata. Pipinya bersemu merah, tapi karena polesan.
“Kok bengong aja, Mas? kamu senang yang kayak gini, kan?”
istilah-kata itu meluncur menggunakan nada menantang asal sepasang bibir Mia yang kali ini tidak telanjang. umumnya Mia paling-paling hanya menggunakan lip gloss, namun malam itu mata Kazka tidak bisa lepas asal bibir Mia yang tampak lebih penuh serta sensual. Merah, mengilap, menantang. mirip itulah saran citra buat Mia.
“If you can’t beat ‘em, join ‘em.” citra kenal benar menggunakan Kazka. Adiknya itu tidak mampu dibilang tampan, malah tampangnya terhitung pas-pasan. Maka itu semenjak dulu Kazka selalu kurang mujur pada percintaan; biarpun dia anak pengusaha, permanen saja jarang terdapat cewek yang mau dengannya.
Jadi beliau terbiasa lewat jalan pintas menggunakan jajan. dan seleranya jadi terbentuk ke arah penampilan ‘khas’ cewek-cewek penjaja cinta: dandanan seksi akan tetapi terkesan murahan. perempuan -wanita macam itulah yg fotonya Mia temukan di HP Kazka.
“Mia… kamu… ini maksudnya…?”
Melihat Kazka bengong saja, Mia mengingat-jangan lupa lagi apa kata citra mengenai bagaimana beliau wajib bersikap. Jadi beliau segera maju mendekati Kazka serta menarik dasi Kazka. Kazka melihat istrinya menatap tajam matanya, sambil mencium bau parfum yg lumayan keras.
“Kenapa? Gak seneng kalo saya kayak gini?”
Kazka kewalahan, takut salah ngomong pada depan istrinya yg entah kesambet apa sampai mendadak makeover jadi mirip WP langganannya. beliau cuma bisa menjawab pelan-pelan.
“Bukan… bukan gitu… tapi engkau … saya… nggak…”
Mia tambah sewot. Maksudnya apa itu? Apa dia malah gak senang aku jadi mirip ini? Melihat muka Kazka yg tambah panik, Mia memberanikan diri buat proaktif. Dipepetnya Kazka ke tembok, sembari masih memegang pangkal dasi Kazka—seperti siap mau mencekik.
Kazka lebih besar berasal Mia, tapi waktu itu mirip tidak punya kekuatan untuk melawan Mia. ad interim tangan kanannya siap menghasilkan Kazka susah bernafas, tangan kiri Mia mencari-cari bagian tubuh Kazka yg paling amanah.
Tuh, kan… pikir Mia. beliau mencicipi kemaluan Kazka mengeras di pulang celana.
Mia meremas pelir Kazka. “Masih mau bohong?” katanya sengit. “aku udah memahami. kamu paling senang ngelihat cewek dandan sampe kelihatan murahan kayak gini kan? Itu kan alasannya engkau masih terus aja jajan pada luar biarpun kamu udah punya aku kan?”
Kazka mau menjawab, sekaligus merasa agak nyeri di bijinya yg ada di cengkeraman Mia. Mia sudah kelihatan marah kini . akan tetapi Kazka tidak mampu menyangkal bahwa beliau terangsang melihat Mia berani tampil seperti itu. Cuma dia tak berani bilang.
“Gak usah nyangkal,” desis Mia. “saya udah memahami mirip apa kamu sebenarnya, Mas. tapi saya gak suka jikalau kamu gak terus jelas aja. aku kan istri Mas Kazka? Apa susahnya sih ngasih tau aku apa yang engkau senang?”
“Habisnya…” Kazka meringis. “…ya, kupikir dibilangin pula kamu ga bakal mau…”
“Jadi kamu ga nanya dulu, nyangka aku ga mau, makanya engkau milih ngentot sama lonte? Gitu? Apa ga pernah kepikiran bila saya mampu aja mau ngikutin kemauan Mas?” Ngocoks.com
Kazka menunduk, tak berani bicara. di ketika yg sama, beliau tambah terangsang mendengar Mia berani ngomong jorok mirip itu. Tambah sempit saja celananya terasa. Mia juga mencicipi itu.
“Tuh, yang di bawah situ udah ngaku,” sindir Mia. “Bilang aja kalo suka , Mas. jujur aja.”
“Eh… i… iya… engkau … em… mengagumkan?” Kazka merasa keliru ngomong, tapi tidak tahu yang benarnya mirip apa.
“Cih. Kaya’ gini yg diklaim indah? Seleramu payah amat, Mas,” maki Mia, walaupun dalam hati kecilnya beliau senang pula dipuji seperti itu. “akan tetapi daripada engkau gak mau berhenti jajan…”
telah waktunya, pikir Mia. Lanjut…
“…mending kukasih aja.”
Didorongnya Kazka ke sofa ruang depan sampai Kazka terduduk. menggunakan tidak sabaran Mia eksklusif naik ke pangkuan Kazka dan memaksa mencium bibir Kazka. Kazka awalnya kelabakan, tapi pribadi menyerah pada desakan Mia. Hampir 10 mnt bibir mereka bertempur, lidah mereka saling serang.
buat Mia sendiri, perlu kekuatan tekad sangat besar buat mampu berpenampilan dan bersikap seperti saat itu. Seumur hidup belum pernah dia seagresif itu, jadi beliau deg-degan sendiri saat akhirnya berani bicara keras pada muka Kazka.
akan tetapi itu baru permulaan. dia telah berniat mau habis-habisan malam itu, serta meyakinkan Kazka buat seterusnya bahwa dia tak mau lagi Kazka main-main pada luar. artinya, beliau sendiri wajib melakukan semuanya supaya Kazka tidak lagi punya alasan.
Leave a Reply